Rabu, 26 Desember 2012

Tugas kuliah teori pembelajaran

                                                 TUGAS KULIAH TERORI PEMBELAJARAN 



LAPORAN TUGAS HARIAN
MAKALAH TEORI PEMBELAJARAN
MENAGPA EBTANAS DIPERTAHANKAN
DOSEN PENGAMPU : PANJI AGUS T.Mpd



DISUSUN OLEH:
                                                NAMA : Muhamad Ja’far Sidiq                    
NIM    : 40212098
KELAS/SEMESTER : PGSD 3 / 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU
2012/2013






DAFTAR ISI

Cover ------------------------------------------------------------------------------- 1
Daftar Isi  ---------------------------------------------------------------------------- 2
Bab I  Pembahasan ------------------------------------------------------------------ 3
            Mengapa Ebtanas dipertahankan  ------------------------------------------- 3
            Siapa Yang Diuntungkan Dengan Ebtanas---------------------------------- 5
Bab II  Tanggapan  ------------------------------------------------------------------ 6
A.     Tanggapan Para Ahli----------------------------------------------------- 6
B.     Tanggapan Penulis------------------------------------------------------- 6
Bab III      Kesimpulan dan Saran --------------------------------------------------- 7
A.    Kesimpulan -------------------------------------------------------------- 7
B.     Saran --------------------------------------------------------------------- 7







BAB I
PEMBHASAN
MENGAPA EBTANAS DIPERTAHANKAN
Banayaknya sekali argumen penghapusan Ebtanas oleh Mendiknas,yang sangat pragmatis yaitu wajib belajar 9tahun.Karena wajib belajar 9 tahun maka dari kelas 6 SD ke kelas 1 SLTP tidak perlu Ebtanas,padahal naik dari kelas 6 ke 7 perlu evaluasi belajar.Karena harus ada evaluasi maka sebagian orang daerah berfikir tentang penggantinya yaitu Ebtada.
Kalau penghapusan Ebtanas justru melahirkan Ebtada.Maka sesungguhnya tidak ada makna subtansial dari kepputusan Mendiknas tersebut.Hilanglah makna radikal sebagai perubahan.Tidak ada eformasi.
Sebagian kepala sekolah masih melaksanakan persipan-persiapan untuk Ebtanas,karena belum terima SK Mentri atau belum terima petunjuk pelaksanaan dari atas.Sementara ada sambungan positif,sebagai suatu yang telah lama ditunggu-tunggu.Karena selama ini Ebtanas tidak mencapai sasaran baik untuk memperoleh masukan buat perbaikan pengelolaan pendidikan atau peningkatan mutu atau sebagai laporan hasilbelajar.
Sudah berlangsung 16 tahun Ebtanas diselenggarakan,tetepi tidak pernah menjadi bahan untuk perbaikan.Sudah 16 kali Ebtanas diselenggarakan, hasil dari rata-rata tidak pernah berubah.Ini pun tidak mendorong upaya peningkatan mutu.Sudah 16 kali NEM digunakan sebagai tanda hasil belajar,tetapi lapangan pekerjaan dan perguruan tinggitidak mempergunakan sebagai pertimbangan kualitas pemegangnya.Ebtanas atau NEM bahkan talah ikut mengabaikan peran sekolah dan guru,karena keberhasilan NEM,lebih dirasakan sebagai hasil kerja bimbingan belajar.
Kesia-siaan Ebtanas pernnah dikritik BJ Habibie,karena modal soal pilihan ganda,memilih salah benar,dan isia sama sekali tidak melatih pengembangan daya pikir dan kemampuan ekspresi.Bahkan Prof. Andi Hakkim Nasution memandangnya sebagai upaya sia-sia yang justru membonsai perkembangan ilmu dan daya nalar murid.Argumen cara gampang ini patut disayangkan karena tidak menyentuh problem dasar dari keberatan terhadap Ebtanas.
Ada guru yang antusias menyambut dan merasa siberi kepercayaan untuk menilai hasil belajar anak didiknya.Telah lama ia merasa dibelunggu oleh target NEM,didikte oleh buku pelajaran atau terbitan swasta  dan dibukukan oleh GBPP.
Dengan penghapusan Ebtana,guru bisa lebih leluasa memilih bahan dan lebih kretif memilih cara,untuk memperoleh hasil perubahanperilaku,dan daya nalar muridnya.Tetapi ada pula guru yang bingung dan bertanya.Jadi apa penggantinya?Ebtada?Ebtasek?
Reaksi yang berbeda ini pasti disebabkan oleh latar belakang yanng berbeda pula.Dan sikap yang kedua dijadikan alasan oleh kaum tradisional yang kanservatif untuk menghukumi bahwa daerah atau guru belum siap untuk bertanggung jawab sendiri.Oleh karena itu  pengendaliaan birokrasi berupa petunjuk dab bimbingan masih sangat diperlukan atau bahkan menentang otonomisasi pendidikan.

Memang masih ada persoalan mendasar pada bangsa kita soal otonomi,yang bersumber pada otonomi manusia.Proklamasi kemerdekaan tahun 1945,memeng mengakhiri pemerintah jajahan.Bangsa indonesia memperoleh kemerdekaan.”Hal-hal yang mengenai pemmindahan kekuasaan” memeng dapat “diselenggarakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya .”
Tetapi maslah kebebasan warga negaraindonesi memiliki “perbedaan”,yaitu peralihan dari cara hidup bangsa terjajah kecara hidup manusia bebas,ternyata sampai dengan reformasi sekarang ini masih tetap menjadi persolan besar.
Persoalan “independence” selesai dalam waktu singkat,tetapi perssoalan beralih menjadi masalah”freedom”,yang ternyata memerlukan waktu yang sangat panjang.
Perubahan cara hidup yang panjang itu berjalan dalam proses belajar dalam pendidikan.Maka kalau pendidikan tidak mengubah prilaku,jika pendidikakan tidak menumbuhkan emansipasi manusia ke kesdaran kemerdekaan, maka manusia tidak akan pernah mengecap kesadaran otonominya.
Bila Malik Fajdar tidak menyembunyikan  argumen ideologinya dan tidak mengganti dengan argumen dangkal,maka keputusan menghapus Ebtanas akan bernilai reformasi pendidikan.Dan dia tidak akan ragu menghapuskan Ebtanas tingkat SLTP dan SLTA, dan melimpahkan wewenang evaluasi kepada guru kelas.Maka guru mrndapat kepercayaan “independency”yang akan menjadi modal baginya membangun manusia otonom.Kelak akan menjalar pada proses belajar anak-anak,sehingga mereka dapat berubah dari cara hidup tergantung menjadi cara hidup otonom.










SIAPA YANG DIUNTUNGKAN  DENGAN EBTANAS
Kalau ada yang diuntungkakn dengan Ebtanas pasti bukan siswa,bukan guru,buka sekolah  dan bukan orang tua murid.Honor mengawas rata-rata Rp. 1500 per mata pelajaran  ujian.Honor memeriksa  rata-rata Rp. 100 per nomor ujian.Pendapatan guru dari Ebtanas tidak lebih dari Rp. 100.000,- Yang mendapat penghasilan besar adalah Kakanwil,Kakandep dan personil kantor lainnya dan kepala sekolah.Yaitu mereka yang menjadi penasehat,ketua  dan panitia lainnya.
Ebtanas memberikan tambahan penghasilan yanng tidak sedikit kepada birokrat pendidikan.Kalau Ebtanas dihapuskan yang rugi  adalah mereka karena  penghasilan tambahan dari Ebtanas juga ikut hapus.
“Kemerdekaan”siswa lepas Ebtanas dengan membajak bus kota,dan bocornya soal-soal yang akan diujikan adalah fakta kemubaziran Ebtanas,tetapi mengundang prilakukriminal.
Evaluasi belajar perlu dilakukan seperti disampaikan dimuka.Evalusi belajar secara nasional juga perlu dilakukan untuk mengukur pencapaian “standard nasional”.Jadi Ebtanas adalah ujian nasional atau Ebtanas diganti dengan Ujian Nasional.Depdiknas lebih dulu menentukan standar nasional dalam penguasaan pengetahuan tertentu yang bersifat Universal,umpammanya matematika, ilmu pengetahuan alam,ilmu pengetahuan sosial,bahas asing dan mengarang.Standarisasi inilah yang diumumkan untuk menjadi acuan guru dan sekolah.Depdiknas tidak lagi menyusun GBPP,AMP,Juklak,Juknis dan Surat Edaran untuk dilaksanaan secar teknis oleh guru.Biarkan guru memilih cara mengaajarnya sendiri dan memilih bahan ajar,untuk mencapai standard nasional.
Dengan menghapuskan Ebtanas dan menyusun standar mutu lulusan pandidikan dasar dan menengah,Depdiknas bisa menyelenggarakan ujian nasional.Tidak perlu tiap tahun, tapi bisa 3 atau 5 tahun sekali.Hasilnya  dikategorikan pada pencapaian standard minimal ,normal dan tinggi.Jadi hasilnya rata-rata pencapaian sekolah,rata-rata pencapaian daerah otonom.Melepaskan pengelolaan pendidikan kepada daerah otonom.Depdiknas mendorong tumbuhnya energi kreatif pada daerah.Depdiknas memberi bekal kemerdekaan denngan standar pencapaian setiap jenjang pendidikan.Untuk memperoleh siswa unggulDepdiknas dapat menyelenggarakan lomba-lomba, festival atau pekan prestsi belajar.
Lanhkah ini,mennghapus Ebtanas,merupakan langkah demokratis pendidikan dan reformasi pendidikan.Tidak ada manfaatbagi Depdiknas menynggarakan Ebtanas dimana hasilnya tidak pernah dan tidak dapat dipakai sebagai umpan balik peningkatan mutu pendidikan.







BAB II
TANGGAPAN


A.Tanggapan Para Ahli
1.Kesia-siaan Ebtanas,karena modal soal pilihan ganda,memilih salah benar,dan isia sama sekali tidak melatih pengembangan daya pikir dan kemampuan ekspres(BJ Habibie)
2.Ebtanas dipandang sebagai upaya sia-sia yang justru membonsai perkembangan ilmu dan daya nalar murid.Argumen cara gampang ini patut disayangkan karena tidak menyentuh problem dasar dari keberatan terhadap Ebtanas.( Prof. Andi Hakkim Nasution)
B.Tanggapan Penulis
Apa yang di paparkan diatas mengenai pernyataan Ebtanas Dipertahankan,memang tepat jika pernyataan ini di tunjukan kapada pendidikan di indonesia.Hal ini disebabkan karena Ebtanas tidak ada artinya bila masih dipertahankan bagi siswa,karena Ebtanas hanya permain para pengawas,kepala sekolah beserta para anggota yang ikut seran dalam Ebtanas sehingga hanya menguntungkan para mereka.Tidak ada artinya bagi peserta atau siswa yang melakukan Ebtanas karena sebelum diadakan Ebtanas para peserta udah diberi kunci jawaban maka para siswa tidak ada keseriusan dalam melakukan Ebtanas.Sehinga siswa hanya sebagai eksekutor dalam permainan Ebtanas dan yang diuntungkan adalah para pegawas,kepala sekolah dan para anggota Ebtanas.










BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai Ebtanas dan tanggapan berbagai para ahli yang telah  dipaparkan diatas,kita dapatmengambil suatu kesimpulan bahwa pada intinya Ebanas yang ada di indonesia memang tidak ada artinya bagi para peserta atau siswa yang melakukan Ebtanas.Meraka melakukan Ebtanas hanya sebagai kegiatan yang harus di laksanakan dan mendapatkan nilai yang baik tanpa ada keseriusan dalam melaksakan.
B.Saran
Dari pembahasan yang ada diatas kita hanya bisa menyarankan kepada MENDIKNAS(menteri pendidikan nasional). Sesungguhnya Ebtanas harus diubah dalam sistemnya apa bila masih dipertahankan maka hanya mebodohkan para siswa atau peserta sehingga pesserta atau siswa hanya memiliki ketergantungan kepada orang lain dan tidak bisa menyampaikan kemampuan yang di miliki oleh diri sendiri.

Tidak ada komentar: